Alur Cerita Naruto 582 | Komik Naruto 582 versi Teks | Sinopsis Naruto 582 : Seorang Bocah Bernama Kabuto
Sebelumnya kabuto yang menggunakan mode
sannin tampak bisa menghindari kolaborasi
serangan itachi dan sasuke dengan mudah.
Dalam keadaan mendesak itachi merencanakan
sebuah rencana besar.
Sebuah jutsu yang bisa menentukan takdir
( IZANAMI ),
kinjutsu telah di persiapkan.....
"Jutsu yang menentukan takdir seseorang? Masih
ada jutsu lain yang sebanding dengan Izanagi!?"..
Sasuke bertanya- tanya.
"Aku tak mengerti apa yang ingin kalian lakukan ...
Tapi apapun itu, ku rasa akan percuma mengingat
posisiku sekarang ..." Ucap Kabuto.
"Kelihatannya, kalian masih belum mengerti, siapa
diriku yang sekarang ..." kabuto benar-benar
percaya diri.
"Senpou - Muki Tensei!!" Kabuto kemudian
merapal sebuah jutsu. Dan dengan jutsu itu, tiba-
tiba batu-batu berujung tajam di sekitar gua itu
serasa berubah menjadi hidup, dan mereka
menyerang Sasuke dan Itachi,
"!?" Sasuke dan Itachi mencoba melakukan
sesuatu. Namun terlambat,
bebatuan tajam itu berhasil menjepit Itachi.
Sasuke hampir mengalami nasib yang sama.
Namun untungnya, Itachi melindunginya dengan
tangan Susano'o miliknya.
"Itachi!" Teriak Sasuke.
"Jutsu ini memberi nyawa pada benda dan
kemudian mengontrolnya..." Jelas Kabuto.
"Ini berbeda dari jutsu yang bisa dengan mudah
dikontrol menggunakan chakra ... Benar-benar
luar biasa, bukan?" Lanjutnya.
"Melindungi sasuke dengan Susano'o
memperlambat gerakanmu ... Ayolah, kau tak
perlu khawatir ... Aku tak akan menyakiti Sasuke,
sebab dia adalah bahan percobaanku yang
berharga" Ucap Kabuto lagi.
"Dan sekarang yang harus ku lakukan adalah
menulis ulang isi kepalanya ...
Kau bisa membayangkan apa yang akan terjadi
setelah ini bukan?" Kabuto berlari hendak
mendekat ke mereka berdua. Akan tetapi, Sasuke
tak diam saja dan mengeluarkan "Amaterasu!!"
*wuuzzz...
Api hitampun muncul dan menjadi benteng
pertahanan."Begitu ya ...
Jadi jutsu mata menyerang terkuat bisa juga
dijadikan pertahanan terkuat ...
Panas dari api ini bahkan membuat batunya
kembali ke wujud semula" Ucap Kabuto.
"Maafkan aku, Sasuke ..." Itachi sekarat,
tapi untungnya dia Edo Tensei.
"Maaf, tapi akulah pemenangnya ... Aku bisa
menciptakan mahluk dan mengendalikannya ...
Aku tak bisa membayangkan aku kalah ...
Seluruh pengetahuan tentang alam yang dipelajari
oleh Orochimaru, telah menjadi milikku ...
Dari manusia menjadi ular ...
Dari ular menjadi naga ...
Akulah manusia yang paling mendekati Rikudou
Sennin ...
Dibanding denganku, Klan Uchiha bukanlah apa-
apa ..." Ucap sombong Kabuto.
"Mengocehlah sesukamu!! Kau tak tahu apapun
tentang Uchiha!!!" Teriak Sasuke.
"Dengar, Uchiha itu ..."
"..." Itachi menghentikan Sasuke.
"??"
"..." Itachi ingin Sasuke lebih bersabar."Itachi, kau benar-benar mengingatkanku pada
diriku yang dulu ..." Ucap Kabuto.
"Dan itulah kenapa kau akan kalah" Ucap Itachi.
"Kau tahu ... Aku bukan lagi orang yang melihat
dari pojokan sekarang ...
Tapi akulah tokoh utama dalam perang ini
sekarang ...
Aku memanfaatkan Akatsuki, bahkan berhadapan
dengan Uchiha bersaudara ..." Ucap Kabuto.
"Aku merasa kau itu sangat berbeda denganku"
Ucap Itachi yang bangun perlahan.
"Tapi di waktu yang sama, aku bersimpati
padamu ... Pada akhirnya, kau adalah seorang
mata-mata dan kau hidup di Dunia kebohongan
dimana seharusnya aku berada ...
Sebenarnya aku juga tak bisa memahami siapa
aku sebenarnya" Ucap Itachi.
"Dan sekarang aku merasa, bisa mengetahui siapa
aku yang sebenarnya mungkin merupakan kunci
menuju kesempurnaan ...
Karena itu berarti aku akan mengetahui apa yang
bisa dan apa yang tak bisa aku lakukan" tambah
itachi."Hah, itu adalah kata-kata yang dikatakan oleh
seorang pecundang" Ucap Kabuto.
"Bukankah mencaritahu apa yang tak bisa kau
lakukan sama saja dengan menyerah?" Lanjutnya.
"Tidak, kau salah ..." Ucap Itachi.
"Itu berarti ... Untuk memafkan dirimu sendiri atas
apa yang tak bisa kau lakukan" jelas Itachi.
"Teman-temanmu ada untuk mengisi apa yang
tak bisa kau lakukan ... Dan untuk mencegah kau
menolak apa yang padahal bisa kau lakukan" Itachi
teringat akan Naruto.
"Kalau kau ingin tahu siapa dirimu yang
sebenarnya, kau harus melihat dirimu sendiri dan
mengetahui apa yang kau lihat ... Itulah yang tak
bisa aku lakukan ... Aku berbohong pada orang
lain dan bahkan pada diriku sendiri" Ucapnya.
"..." Kabuto terdiam.
"Dan seseorang yang tak bisa mengetahui dirinya
sendiri berarti orang yang gagal ...
Sama seperti aku di masa lalu" Ucap Itachi lagi.
"Kau tak tahu apapun tentang aku ... Aku telah
menghabiskan hidupku dulu untuk mencari tahu
siapa jati diriku ...
Dengan jalanku sendiri" Kabuto kemudian teringat
akan masa lalunya...(---- *flashback----)
Di sebuah tempat dekat kota yang tampaknya
merupakan bekas perang,
seorang bocah kecil yang terluka (Kabuto kecil)
bersandar di sebuah pohon. Dan kemudian,
sebuah kelompok yang terdiri dari satu
perempuan dewasa dan anak-anak
menghampirinya.
"Bocah ini pasti dari kota bekas perang itu ..."
Ucap salah seorang anak.
"Apa yang harus kita lakukan kak? Ada darah
keluar dari kepalanya ... Dia akan segera mati"
Ucap yang lain ke si perempuan.
"Apa kau akan membawanya bersama kita?"
tanyanya lagi..
"Urushi ... Lukanya tak separah yang kau
katakan ...
jangan khawatir, aku tahu beberapa ninjutsu
medis" perempuan tadi mengobati luka Kabuto
kecil.
"?" Perlahan Kabuto sadar, namun belum
berbicara."Bagaimana orang tuamu? Siapa namamu?"
perempuan berkacamata itu bertanya.
"..." Kabuto tetap diam.
"Dia tak tahu apa-apa" Ucap salah seorang anak,
Urushi.
"Urushi, bantu dia bangun"
"Kau tahu, kau beruntung ... Ayolah, pegang
tanganku" Ucap Urushi.
"Itulah hal paling awal yang bisa ku ingat ...
Aku tak ingat apapun sebelum itu ... Aku tak tahu
siapa orangtuaku, bahkan tak tahu siapa namaku"
jawab kabuto.
..........
Setelahnya, Kabuto kecil dibawa menuju sebuah
bangunan oleh kelompok tadi.
Ke sebuah bangunan yang di dalamnya terdapat
cukup banyak anak-anak, kelihatannya sejenis
panti asuhan."Lukamu sembuh dengan baik ..." Ucap
perempuan tadi.
"Setidaknya bilanglah terimakasih ... Apa kau tak
tahu Tata Krama?" celanya.
"Hei kau ... coba pakai ini ... Siapa tahu terjadi
sesuatu lagi pada kepalamu" Urushi usil dan
memakaikan sebuah topi baja ke kepala Kabuto.
"Ukkh" Kabuto tak banyak bersuara dan terus
diam, tampak masih kebingungan dengan wajah
yang masih sangat polos.
"Mulai sekarang kau akan tinggal disini ...
Dengan kata lain, mulai sekarang aku akan
menjadi ibumu ...
Kau boleh bertanya apa saja padaku" Ucap
perempuan berkacamata itu.
"Hmm, tapi apa tak masalah kalau ia tak punya
nama?" Seorang anak bertanya.
"Benar juga, bagaimana kalau ia kita berinama??
Hmm ...
Bagaimana kalau ...
Kabuto?"
"..." Kabuto kecil tersenyum.
"Ah!!! Dia tersenyum!!!
Dia pasti menyukai nama itu!!!"
"Baguslah ..."Malam harinya ...
Semua anak tampak sudah tidur. Keculai satu,
Kabuto kecil ...
Ia masih termenung dan teringat kata- kata :
("Setidaknya bilanglah terimakasih ... Apa kau tak
tahu Tata Krama?")
Kabuto bangun dan berdiri, bersiap untuk pergi ke
suatu tempat.
Akhirnya, ia sampai di depan pintu dan kemudian
terdiam. Terdengar suatu percakapan dari balik
pintu, tampaknya para orang dewasa, termasuk si
wanita berkacamata.
"Kita tak akan bisa melakukannya lagi kalau hanya
mengandalkan bantuan dari Desa dan Negara ...
Kita harus bernegosiasi dengan mereka lagi"
"Mereka tetap tak akan memberi kita lebih dari ini"
terlihat para pengurus panti itu tampak sedang
mengalami masalah ekonomi."Tapi cuma itu yang bisa kita lakukan ... Kita
bahkan memiliki anak baru lagi sekarang"
"..." Dari balik pintu, Kabuto terus terdiam.
"Baik ... Akan ku coba melakukan sesuatu ... Jadi
kumohon ..."
"Ouch!!!!" Tanpa sengaja Kabuto mengeluarkan
bunyi.
"!!!??" Orang-orang dewasa jadi kaget dan lalu
membuka pintu.
"Kau masih bangun!!?? Apa yang kau lakukan!? Ini
waktunya untuk tidur!!!!" tanya pemuda tadi.
"...!" Kabuto kecil ketakutan.
"Anak ini anak baru ... Jadi belum tahu jadwal dan
peraturannya ...
Jadi, ku mohohn maafkan dia" Pinta si perempuan
berkacamata.
"Huh, kau itu terlalu ramah ...
Kau, ikutlah denganku dan lihat jam itu!" Si
pengurus, perempuan yang agak gemuk
memperlihatkan Kabuto kecil pada jam yang
menunjukan pkl 09:20."Ini sudah dua puluh menit lebih dari jam
malam ...
Jadi, jam berapakah jam malamnya?"
"..." Kabuto melihatnya dengan seksama,
namun ia tak mampu menjawab. "Ayolah, jam
berapa?
Bilang dan ingatlah ..."
"..." Kabuto terus memperhatikan jam dengan
lebih seksama, namun tetap saja ia tak bisa
menjawab.
"Ku pikir dia masih terlalu kecil untuk bisa
menghitung dan membaca jam ...
Jadi biarkan saja dia sendiri hari ini" Ucap
pengurus lainnya, seorang lelaki tua.
"Jam sembilan" Ucap Kabuto tiba2 bicara.
"Eh?" Dua pengurus tadi kaget.
"Benar" Ucap si perempuan berkacamata sambil
tersenyum.
Kini perempuan itu tak lagi memakai kacamata, ia
memakaikan kacamata itu pada Kabuto.
"Haha, jadi dia memiliki penglihatan yang buruk
ya ... Dia cukup pintar di usianya ... Dia cuma
butuh kacamata" Ucap si pengurus, lelaki tua.
"Kita tak punya uang untuk itu ... Kalau kau tak
bisa melihat, bilang saja" Kabuto hendak melepas
kacamatanya dan mengembalikan itu ...
Akan tetapi, si perempuan mencegatnya."Sekarang kau akan tepat waktu ... Ku harap
lensanya cocok untukmu" Ia memberi kacamata
itu.
"..." Kabuto kecil terdiam. Dan perlahan, ia
menangis, terharu.
"Terimakasih ... Hiks hiks" Ucapnya dengan nada
tangis.
"Terimakasih .... Terimakasih" Kabuto kecil
melepas semua bebannya selama ini.
"Tidak apa-apa ..." "Karena sejak awal....." Ucap si
perempuan.
(----- Flashback Berakhir -----)
"Namaku adalah sebuah kode ... Kacamataku
hanyalah sebuah alat ..." guman Kabuto.
"Karna sejak dari awal ... Aku bukanlah siapa-
siapa ...
Dan aku tidak memiliki apa-apa" Ucap Kabuto
teringat perkataan wanita yang memberikan kaca
matanya tadi.
[Side teks : kabuto mengatakan kebenaran tentang
dirinya]=====To be Continued=====CopyRight : (http://hatakekakashi.xtgem.com) 2012