By : Masashi kishimoto "Shikamaru ..." Chouji khawatir akan
keadaan Shikamaru. Akan tetapi,
pemuda itu tetap tegar dan hanya
berkata, "Kita sedang berada dalam
pertempuran! Tak perlu ada komentar
yang tidak perlu. Kau juga, Ino. Kita
semua akan melakukan apa yang ayahku
katakan."
Kelihatannya, strategi yang hendak
Shikaku beritahukan telah sampai pada
mereka.
"A-apa maksud semua ini?" Naruto
bertanya-tanya. Kemudian Neji datang
padanya dan berkata, "Maksudnya
kaulah kunci dari strategi ini."
"Bukan itu! Maksudku, apa yang terjadi
pada Shikaku dan Inoichi!?"
Neji terdiam.Sebelum Neji sempat menjawab
pertanyaan Naruto, Juubi kembali
menyerang. Dengan ekornya, ia
menghempaskan shinobi-shinobi yang
ada di belakang Naruto. "Gyaaaahhh!!!"
Teriak mereka.
"Neji!!" Ayah Hinata berlari, "Putar
kanan!"
"Ya!!" Ia dan Neji kemudian
menggunakan jurus mereka untuk
menghalau serangan Juubi. "Hakkeshou
Kaiten!!" Putaran mereka berdua
berhasil menahan ekor Juubi.
"W-wow, Hyuuga benar-benar kuat!! Neji
sungguh jenius ..." Naruto terpaku
melihat serangan itu.
"Apa mereka berhasil
mementalkannya! ?"
"Itu adalah teknik klan Hyuuga dari
Konoha!" ucap seorang shinobi aliansi
yang kelihatannya berasal dari luar
Konoha. "Dulu saat masih perang kami
susah payah menghadapinya."
"Jangan lengah, Naruto!!"
"Kita sedang berada dalam medan
perang, dan kita sedang bertarung!!"
ucap Neji dan pamannya, "Beberapa
orang mungkin mati ... Tapi, kalau kita
kalah dalam perang ini, semua orang
akan mati!"
"Ya, aku tahu itu!" ucap Naruto.
"Aku yakin kalau ayah Shikamaru dan
Ino akan senang, sebagau seorang
shinobi, mereka pergi sebelum anak-
anak mereka, seperti ayahku." ucap Neji.
"Untuk strateginya, kita butuh
kekuatanmu, Naruto!! Dan untuk
membuatya berhasil ..."
"Kami akan melindungi Naruto-kun
sampai akhir!!" Seorang gadis Hyuuga
juga telah bersiap di sebelah Neji.
"Hinata!?"
"Berhati-hatilah!! Klan Hyuuga adalah
yang terkuat dari desa Konoha!!" ucap
ayah Hinata.
Di sisi Obito dan Madara, "Aku ingin
segera menyerang sebelum mereka
memulai kembali pembicaraan yang
tanpa akhir itu, tapi aku tak mampu
mengendalikan Juubi sepenenuhnya."
"Ayo kita lakukan dengan ini sebelum
perubahan selanjutnya. Ini akan
bekerja." ucap Madara. "Kelihatannya kau
belum bisa mengendalikan Juubi
sepenuhnya sebelum menjadi
jinchirikinya." ucap Obito.
Sejenak Madara terdiam, kemudian
menjelaskan, "Untuk menjadi
jinchurikinya, aku butuh tubuh hidup
sungguhan, bukan sekedar mayat
bergerak yang diciptakan oleh Edo
Tensei."
"Alasan kenapa kau tidak memusnahkan
pasukan aliansi di depan kita dengan
Bijuudama, adalah karena kalau kau
melakukannya, aku juga akan mati,
begitu kan? dan kau tak ingin hal itu
terjadi." ucap Obito. "Karena untuk
menjadi jinchuriki, kau butuh benar-
benar dibangkitkan. Dan untuk
melakukan itu, aku harus mengorbankan
nyawaku sendiri untuk meggunakan
jutsu Rinne Tensei padamu. Dengan kata
lain, pada posisimu sekarang, terpaksa
kau harus menuruti segala perintahku,
jangan lupakan itu."
"Kau tumbuh menjadi sedikit lebih sulit
untuk diajak bersepakat ya." ucap
Madara.
"Sejak awal aku memang tidak berniat
untuk menjadi temanmu." ucap Obito.
"Hmm, ya sudah, lalu apa yang akan kau
lakukan selanjutnya?"
"Kita akan melanjutkannya, mengajarkan
rasa keputusasaan yang lebih dalam
pada mereka."
Dari ekor-ekornya yang menyerupai
telapak tangan, Juubi menembakkan
jarum-jarum dari kayu tajam, besar, dan
sangat amat banyak. "Mokuton : Sashiki
no Jutsu!!""Gyaaaahh!!!" Beberapa shinobi tertusuk
oleh duri-duri raksasa tersebut, tertusuk
menembus tubuh mereka.
"Terlalu banyak, tahan serangannya!!"
Neji dan keluarganya kembali
menggunakan jutsu mereka untuk
menepis hujan duri tersebut. Karena
bagaimanapun, jumlah sebanyak itu
mustahil untuk bisa dihindari, sama
seperti air hujan yang jatuh.
"Aku bisa saja menghentikannya untuk
beberapa waktu menggunakan jutsu
elemen tanahku sampai kekuatan Kyuubi
kembali, tapi aku butuh waktu untuk
mengumpulkan chakra." Pikir Kitsuchi,
komandan divisi kedua.
"Ukhhh!!!" Banyaknya serangan bahkan
sampai membuat Neji terkena. "Terlalu
banyak, kecepatan putaranku masih
belum cukup." Pikirnya.
Namun begitu, apa yang tadi Neji dan
yang lainnya lakukan sudah cukup untuk
memberi Naruto waktu. "Terimakasih,
Neji! Berkat kalian aku mampu ke sage
mode!"
Naruto telah bersiap dengan
Rasenshuriken di tangannya, dan
kemudian ia melempar serangan itu.
Menerobos hujan duri, kemudian
meledak dan menghalau sebagian besar
tembakan yang menuju ke arah mereka.
Akan tetapi, setelahnya serangan terus
saja berlanjut. Naruto kembali lagi
menggunakan rasenshuriken untuk
menghalau serangan. Namun pada
akhirnya, ia kelelahan dan rebah, "Haah,
haah ..."
Sebuah duri hampir saja mengenai
tubuh Naruto, namun untuk Hinata
melindunginya.
Tak berhenti dengan serangan itu saja,
Juubi kembali menggunakan ekornya
yang berbentuk tangan itu untuk
menyapu para shinobi aliansi.
"Hakke Kuuhekishou!!" Ayah Hinata
menghalau ekor Juubi dengan serangan
yang kuat. Namun meski ditahan, Juubi
kembali mampu menembak dari ujung
jari telunjuknya, dan kali ini menuju
tepat ke arah Naruto.
"Sial! Serangan terarah? Jumlah
serangannya terlalu banyak!" Pikir ayah
Hinata, "Kuushou Hinata dan Neji tidak
akan tepat waktu!!"
Namun dengan beraninya, Hinata
menggunakan tubuhnya sendiri untuk
melindungi Naruto dari tembakan duri-
duri tajam itu."Doton : Sand no Jutsu!!!" Kitsuchi
dengan elemen tanahnya menciptakan
balok batu raksasa yang menjepit tubuh
Juubi. "Sekarang!!!"
Juubi tertahan, dan para shinobipun
kembali menyerang.
Sementara itu, di sisi Naruto, "Tim
Medis!!!" Ia berteriak, karena keadaan
seseorang di depannya benar-benar
sangat parah. Dan ternyata itu bukanlah
Hinata, melainkan Neji. Tak mau Hinata
mengorbankan dirinya, Neji sendiri yang
langsung melindungi Naruto dengan
tubuhnya. "Tim Medis!!"
"Tidak ... Aku ... Sudah siap ..." ucap Neji,
yang punggungnya telah tertembus oleh
duri-duri kayu.
"Neji!!"
"Neesan ..."
"Naruto ...
Hinata-sama ...
Aku rela, mati demi kalian ...
Hidupku, adalah milik kalian ..."
"Ke-kenapa? Kau adalah Hyuuga ..."
"Di masa lalu, kau telah membebaskanku
dari nasib terkutukku ..." Neji teringat
masa lalu. Ketika Ujian Chuunin, saat ia
berhadapan dengan Naruto, saat itu Neji
berkata padanya : "Kau hanyalah
kegagalan, dan itu tak akan pernah
berubah. Beritahu aku, kenapa kau
begitu keras kepala merubah
takdirmu!?"
"Karena kau berkata kalau aku adalah
kegagalaan ..." Balas Naruto saat itu.
Flashback berakhir. Kembali ke Neji yang
telah benar-benar sekarat, dan Naruto
bertanya, "kenapa kau rela ... untuk
mengorbankan hidupmu demi aku?"
"Karena ... kau berkata kalau aku seorang
jenius ..." Untuk terakhir kalinya, Neji
tersenyum, dan tanda di dahinya
perlahan mulai memudar. "Ayah ...
akhirnya aku mengerti ... Kebebasan
yang ayah rasakan saat memilih untuk
mati demi melindungi rekanmu ..."
Seekor burung terbang ke udara,
membawa perasaan Neji yang telah
terbebas dari segalanya. Tapi tak lama
burung itu mengepakan sayapnya, duri
Juubi menusuk dan membunuhnya.
"Oarghhh!!!!" Juubi melepaskan diri dari
belenggu batu Kitsuchi.
Dan dari atas
sana, Obito berteriak pada Naruto,
"Bukankah kau bilang kalau kau tak akan
membiarkan temanmu mati, Naruto!?"
Hinata meneteskan air mata, sementara
Neji telah wafat sebagai pahlawan. To be continued...!!