Alur Cerita Naruto 622 | Komik Naruto 622 versi Teks | Sinopsis Naruto 622 : Sisi Yang Lain !!
Madara kecil terlihat kesal karena Hashirama tak
kunjung memberitahu namanya. "Kutanya, kamu
siapa!?" bentak anak itu. Hashirama pun menjawab,
"Namaku Hashirama. Tapi, aku tak bisa
menyebutkan nama lengkapku."
Sejenak Madara sempat terdiam, bingung, tapi
kemudian ia tak terlalu mempedulikannya. Bocah
itu kemudian kembali mengambil batu, dan
memasang aba-aba untuk melemparnya ke sungai.
"Hashirama, kan, lihat, kali ini aku pasti berhasil!"
Madara kecilpun melemparnya. Melihat gerakkan
anak itu, Hashirama kecil berpikir, "Caranya
melempar itu batu, dia pasti pintar dalam melempar
shuriken."
Namun tetap saja, pada akhirnya lemparan Madara
gagal mencapai sisi lain dari sungai itu.
"Sial!!" teriak Madara kecil. Ia berbalik ke arah
Hashirama dan kemudian membentaknya, "Kau
berdiri di belakangku sengaja untuk mengacaukan
konsentrasiku, kan!? Aku sangat sensitif, aku bahkan
tak bisa kencing jika ada yang berdiri di belakangku."
"Maaf ..." ucap Hashirama, ia berjongkok dan
tampak benar-benar menyesal. "Eeh? Kau tak perlu
sedepresi itu. Ma-maaf ya, tadi itu aku hanya
membuat alasan." ucap Madara.
"Aku ... tidak tahu ... aku tak tahu kalau kau punya
gejala aneh seperti itu." ucap Hashirama. "Kau itu
orang baik atau buruk, sih!!?" bentak Madara.
"Hahaha!" Hashirama bangun dan ekspresinya
mendadak berubah ceria, "Tapi kau tahu kan kalau
aku lebih hebat darimu dalam melempar batu?"
"Lain kali kau yang akan kulempar!!!" bentak Madara.
"Maaf." lagi-lagi Hashirama memasang wajah
depresi. "Aku tak bermaksud untuk membuatmu
marah. Kalau kau memang mau melemparku, aku
sudah siap, lakukan saja."
"Hei hei, apa kau sadar kalau kau itu mengganggu,
hah?"
"Tapi ..." ucap Hashirama kecil, "Aku harap kau bisa
melemparku sampai sisi lain sungai." lanjutnya
dengan nada mengejek. "Dasar mengganggu, pergi
sana!!!!" usir Madara. "Baiklah kalau begitu." ucap
Hashirama. "Ti-tidak, tunggu!!!" Madara kecil hanya
bercanda. "Kau menyuruhku pergi atau tetap di sini,
sih? Bisa kau mengatakannya dengan lebih jelas?""Eh?" Mereka berdua tiba-tiba dikagetkan dengan
sesosok mayat yang mengapung di sungai. Mayat
seorang shinobi. "Apa itu?" Tanya Madara,
sementara Hashirama kecil langsung ke sungai dan
menghampirinya. Hashirama kecil mampu
berjalan di atas air. Kemudian Madara sadar, "Apa
kamu ... seorang shinobi?"
"Sepertinya perang akan sampai kemari. Pulanglah."
ucap Hashirama. Ia melihat ke arah mayat itu, dan
kemudian ke arah lambang ninjanya. "Ini ...
lambang dari klan Hagoromo." pikir Hashirama. Saat
itu, masih belum ada desa. Hanya kumpulan dari
klan-klan.
"Aku harus pergi. Sampai jumpa ..." Hashirama
meloncat dan pergi ke sisi lain sungai. Tapi sebelum
itu, dari tempatnya Madara kecil memperkenalkan
diri. "Namaku Madara. Tidak memberitahukan nama
lengkap pada orang asing, itu salah satu aturan
shinobi, kan?"
"Seperti dugaanku, ternyata kau shinobi juga." ucap
Hashirama. Mereka telah berada di sisi sungai yang
berlainan. Mereka memiliki sifat yang berbeda. Tapi
waktu itu, Hashirma dapat merasakan kalau entah
kenapa mereka seolah dekat. Hashirama juga
merasa kalau ia mampu mengerti kenapa Madara
datang ke sungai itu.Hashirama pergi, dan kemudian sampai di suatu
tempat pemakaman. Banyak shinobi dari klan Senju
mati saat itu, dan merekapun dikuburkan.
"Kawarama ..." ucap sedih Hashirama. Karena
Kawarama, salah seorang temannya juga tewas.
"Hiks." salah seorang teman Hashirama menangis.
Tampak tiga orang anak, Hashirama, adiknya, dan
anak yang menangis itu. Mereka bersama dengan
seorang shinobi dewasa, semacam pembimbing
mereka.
"Shinobi tak seharusnya merengek seperti itu." ucap
shinobi itu. "Mereka memang lahir untuk mati dalam
pertempuran. Harusnya kalian bersyukur mayatnya
masih bisa dikubur secara utuh. Kali ini, musuh kita
bukan hanya klan Hagoromo, tapi juga klan Uchiha.
Mereka benar-benar kejam!"
"Kawarama masih tujuh tahun!!" ucap Hashirama,
sedikit membentak. "Berapa lama perang ini akan
terus berlanjut!!?" bentaknya lagi. Tapi shinobi
dewasa itu hanya menjawab, "Sampai semua
musuh kita habis. Perjalanan menuju dunia yang
tanpa perang tidaklah mudah."
"Dan demi itu kau juga mengorbankan anak-anak?"
"!!!" lelaki itu tersinggung mendengar perkataan
Hashirama, dan kemudian memukulnya. "Aku tak
akan membiarkanmu menghina Kawarama!! Dia
adalah seorang shinobi yang mati dalam
pertarungan, dia bukan anak-anak!!!" bentak lelaki itu.
"Apa kau baik-baik saja, kak Hashirama?" tanya anak
tadi. Kakak? Apa jangan-jangan tiga anak tadi
bersaudara semua? Apa saudara Hashirama bukan
hanya Tobirama? "Kau tahu kan, apa yang akan
terjadi kalau berani melawan ayah." ucap Tobirama."Itama ... Tobirama ... Aku tak mau kalian juga mati
dalam rasa sakit." pikir Hashirama. Kemudian, ia
kembali membentak ayahnya, "Bagaimana bisa kau
mengatakan kalau Senju adalah klan yang penuh
dengan cinta!? Shinobi hebat apanya!? Bagiku itu
hanya kelompok orang dewasa yang membawa
anak-anak menuju kematian mereka! kita juga
melakukan hal yang sama dengan klan Uchiha!!"
"Itu adalah respek bagi musuhmu." ucap lelaki tadi,
yang ternyata ayah Hashirama. "Meskipun seorang
bayi, selama ia memiliki senjata,ia adalah musuh.
Dan merubah anak-anak menjadi shinobi yang
hebat, itu berarti kau mencintainya."
"Apa kita harus mati untuk menjadi shinobi yang
hebat!!?" bentak Hashirama lagi, ia benar-benar
masih belum puas. "Yang bisa dilakukan hanya
membunuh atau dibunuh, bahkan tanpa tahu
bagaimana mulainya. Kau bahkan tak boleh
mengatakan nama lengkapmu karena itu berbahaya,
Dunia Shinobi ini benar-benar keliru!!!"
"!!!!" Ayahnya kembali marah, "Orang-orang
sepertimulah yang disebut anak-anak!!!" ia kembali
bersiap untuk memukul anaknya. Namun, Tobirama
menghalanginya. "Ayah, hari ini kakak hanya
sedang depresi. Tolong maafkan dia." ucapnya.
Akhirnya, ayah mereka membatalkan niatnya.Setelahnya, mereka bertiga, tiga anak itu pergi ke
suatu tempat dan berbincang-bincang. "Orang
dewasa memang bodoh." ucap Tobirama. "Kalau
mereka ingin berhenti bertarung, harusnya mereka
membuat suatu kesepakatan dengan musuh."
"Tapi, bagaimana dengan keluarga kita yang sudah
dibunuh? Bagaimana dengan perasaan rekan-
rekanmu?" ucap Itama. "Pemikiran seperti itulah
yang akan membuatmu mati juga." ucap Tobirama.
"Kau dan orang-orang dewasa terlalu marah karena
hal itu. Mulai dari sekarang, Shinobi harusnya
merefresh perasaan mereka. Menciptakan peraturan,
serta menghindari pertarungan yang tidak perlu."
"Hah, aku penasaran apakah hal seperti itu mungkin
terjadi." ucap Hashirama. "Untuk membuat
kesepakatan yang nyata, sebuah aliansi ..."
"Kesepakatan yang nyata?"
Pada masa perang, rata-rata harapan hidup seorang
shinobi dan masyarakat biasa adalah sekitar tiga
puluh tahun. Yang membuatnya rendah adalah,
banyaknya anak kecil yang mati ...
"Itama!!!!" teriak khawatir orang-orang senju.Mereka
terlambat. Saat tiba, anak kecil bernama Itama itu
sudah tewas terbunuh oleh genjutsu klan Uchiha.Hari-hari berlalu, Hashirama kecil duduk menyendiri
di pinggir sungai. "Hei, sudah lama ya." ucap
Madara yang tiba-tiba saja menghampirinya. Ia
kemudian bertanya, "Hashirama, kenapa kali ini kau
tampak begitu depresi? Apa sesuatu telah terjadi?"
"Aku ... aku, tak ada apa-apa." ucap Hashirama.
Tapi, Madara tahu kalau ia berbohong. "Kau
berbohong, ayolah, kau bisa menceritakannya
padaku." ucapnya. "Bukan apa-apa ..." ucap
Hashirama lagi.
"Tak apa, katakan saja."
"Tidak, sungguh, bukan apa-apa."
"Kau terlalu berlebihan, aku akan mendengarnya."
"Tapi sungguh, tak ada apa-apa. Tak ada ... apa-apa,
hiks ..." Hashirama menangis.
"Pasti ada apa-apa kan!? Katakan!!" bentak Madara.
"Itu ... adikku mati." ucap Hashirama. Ternyata
memang benar, anak tadi memang saudaranya.
Tapi sayang, ia telah meninggal. Madara terdiam,
sementara Hashirama melanjutkan ceritanya.
"Alasan kenapa aku datang kemari adalah karena itu.
Dengan melihat ke arah sungai, aku merasa seolah
perasaan sedih ini terbawa oleh sungai. Namamu
Madara, kan? Kupikir kau juga seperti itu."
Madara kecil masih terdiam.
"Apa kau ... punya saudara?" tanya Hashirama.
Kemudian Madara mengambil sebuah batu, dan
mulai bercerita. "Aku punya empat saudara laki-laki.
Yah, aku 'memiliki' mereka."
"Hm?"
"Kita adalah shinobi. Kita mungkin mati kapan saja.
Satu-satunya cara untuk tidak mati adalah dengan
menujukkan apa yang sebenarnya kau pikirkan pada
musuhmu, tanpa menyembunyikan apapun, dan
berteman dengan mereka. Tapi, sepertinya itu
mustahil. Karena ... tak mungkin untuk melihat apa
yang sebenarnya orang pikirkan, dan bagaimana
perasaan terdalam mereka."
Madara kecil melempar batu yang dipegangnya.
"Apakah memang mustahil ... Untuk saling
menunjukkan pemikiran asli kita?"
"Aku tak tahu." ucap Madara, "Tapi aku selalu datang
kemari dengan harapan, kalau itu bukanlah hal yang
mustahil." lemparan Madara akhirnya sampai di sisi
lain sungai. "Saat ini, kurasa ada satu. Setidaknya
bukan hanya kau, tapi aku juga sudah bisa
mencapai sisi yang lainnya."
Harapan Madara telah sampai di sisi yang lain. Dua
anak dari klan yang bermusuhan, mereka berdua
akan menjadi sosok penting dalam sejarah
terciptanya dunia shinobi di masa depan.To be continued...!!