Alur Cerita Naruto 625 | Komik Naruto 625 versi Teks | Sinopsis Naruto 625 : Mimpi yang sederhana !!
Hashirama dan Madara, Mereka terus bertumbuh
sampai akhirnya menjadi pemimpin dari Klan
mereka masing-masing.
Tiba saat kematian dari Izuna, Madara mulai
membangkitkan kekuatan yang sesungguhnya.
Tapi pada akhirnya Madara terkapar oleh Hahsirama.
Namun, saat Hahsirama meminta jalan Damai,
Madara memberinya 2 pilihan berat.
"Membunuh Adik atau Membunuh Dirinya sendiri?"
Lantas, bagaimakah Kebijaksanaan dari seorang
Hashirama???Hashirama tentu saja kaget ketika mendengar pilihan
yang Madara tawarkan. Orang-orang Senju bahkan
lebih kaget lagi, dan berkata, "Membunuh adikmu
atau membunuh dirimu sendiri, pilihan macam apa
itu, hah!?"
Sat! Hashirama memberi aba-aba dengan tangannya
supaya mereka diam. Ia ingin memikirkannya
sendiri. Tapi, Tobirama tetap berbicara. "Lelaki ini
gila." ucapnya. "Apa rencanamu sekarang, kakak?"..
"Apa kau akan membunuhku? Atau kau mau bunuh
diri seperti omong kosong yang lelaki ini katakan?
Bodoh sekali. Jangan dengarkan dia, kakak!"
Tobirama mendesak kakaknya. Tapi secara
mengejutkan, Hashirama malah berkata pada
madara, "Terimakasih, Madara. Kau memang orang
yang simpatik."
Madara memberikan Hashirama dua pilihan, yang
artinya ia tak harus membunuh adiknya sendiri.
Madara mengerti perasaan seseorang yang memiliki
saudara.
"Dengarkan aku, Madara, ini akan menjadi
permintaan terakhirku." ucap Hashirama sambil
bersiap dengan sebuah kunai di tangannya.
Hashirama melepas jubah perangnya dan akan
menusukkan kunai itu ke perutnya sendiri.
Hashirama akan bunuh diri."Tak hanya dirimu, semua yang ada di klan kita juga
harus melakukan hal yang sama. Setelah aku mati,
jangan membunuh Madara. Uchiha dan Senju tak
boleh saling bertarung satu sama lain lagi.
Berjanjilah, demi ayah kalian, dan cucu kalian yang
belum lahir. Sampai jumpa..."
Hashirama tersenyum, namun tak bisa ditutupi air
matanya yang menetes. Masa-masa yang sempat mereka
lalui terlintas, terutama batu yang menjadi tanda
pertemuan mereka. Batu yang waktu itu telah
mereka buang, secara mengejutkan belum benar-
benar terjatuh ke dasar sungai, melainkan masih
terapung.
Begitu juga dengan Hashirama kini. Hubungannya
dengan Madara yang dia pikir akan segera berakhir,
tiba-tiba tersambung kembali. Secara tiba-tiba,
Madara memegang tangan Hashirama sesaat
sebelum ia menusuk perutnya.
"Sudah cukup. Aku sudah bisa melihat tekadmu..."
Setelah pertempuran yang berlangsung begitu lama,
akhirnya Uchiha dan Senju menyatukan kekuatan.
Hari itu adalah awal bagi perdamaian antara kedua
belah pihak. Bagi Hashirama, hari itu seperti mimpi.
Tak akan ada lagi orang yang menjadi korban, tak
akan ada lagi anak kecil yang mati...
Setelahnya mereka mulai membangun desa.
Kemudian, mereka juga bekerja sama dengan
negara api guna membuat sebuah negara yang
damai, yang menganggap negara dan desa berada
pada tingkat yang sama. Mimpi sejak kecil
Hashirama, akhirnya menjadi kenyataan."Apa kau masih ingat?" Hashirama dan Madara
dewasa berdiri di puncak bukit batu sambil melihat
ke arah desa yang telah mereka bangun. "Saat kita
berbicara di sini, saat kita masih anak-anak..."
"Ya.." sahut Madara.
"Kupikir itu hanya mimpi. Aku bisa saja
melakukannya kalau aku mau, tapi..."
"Mimpi itu akan menjadi kenyataan." ucap
Hashirama. "Kepala shinobi, yang akan melindungi
negara api dari bayangan. Hokage ... bagaimana
menurutmu?"
"Apa itu?" tanya Madara.
"Negara api meminta agar kita memutuskan
seorang pemimpin untuk desa ini. Aku ingin kau
menjadi pemimpinnya, menjadi Hokage." ucap
Hashirama. "Kau memang sudah tidak memiliki
saudara lagi. Tapi, aku ingin kau menganggap
semua shinobi yang ada di desa ini sebagai
saudaramu. Aku ingin kau menjaga mereka."
"Aku... aku bahkan tak mampu menjaga adikku
yang sebenarnya." ucap Madara.
"Ayolah, tak ada waktu untuk menyesali hal itu."
ucap Hashirama. "Lalu, selain Uchiha dan Senju, klan
Sarutobi dan Shimura juga ingin menjadi rekan
kita."
"Mustahil... apa kau serius?"
"Ya. Dan tidak cuma mereka. Selanjutnya desa pasti
akan terus tumbuh. Kemudian, kita harus memberi
desa ini nama. Apa kau punya ide?"
Madara yang kebetulan sedang membawa daun
yang tengahnya berlubang sejenak terdiam.
Kemudian melalui lubang di daun itu, ia melihat ke
arah desa. Lalu ide muncul, "Desa... yang
tersembunyi di balik daun, konoha. Bagaimana
menurutmu?""..." Hashirama tertunduk suram. "Sederhana
sekali... tak ada pelesetannya sama sekali..."
"Hei, istilah Hokage yang kau buat juga sama, kan!?"
bentak Madara. "Dan ngomong-ngomong , apa
sampai sekarang kau masih suka depresi seperti
itu???"
Memang butuh waktu yang lama, tapi saat itu
Hashirama merasa kalau pada akhirnya mereka akan
bisa menjadi teman yang akrab untuk selamanya.
"Apakah hokage akan selalu berada di desa dan
menjaganya?" tanya Madara.
"Ya, tapi tak hanya itu." sahut Hashirama. "Dengan
tumbuhnya desa, hokage pasti akan menjadi
semakin sibuk. Itulah kenapa aku ingin mengukir
wajahmu di batu besar ini, sebagai simbol kalau kau
akan selalu melindungi desa."
"Apa kau bercanda?"
"Yaah, mungkin aku akan sedikit memodifikasinya ,
karena wajahmu sedikit menyeramkan." ucap
hashirama.
"Ah, jadi kalian di sini..." Tiba-tiba Tobirama datang
dan menghampiri mereka. "Kenapa kalian malah
sibuk di sini? Pemimpin negara api datang untuk
berdiskusi!!" ucapnya.
"Tobirama..." Madara melihat ke arahnya, dan
Tobirama membalas dengan tatapan yang masih
belum bisa bersahabat.
Di ruangannya, Hashirama menceritakan mengenai
usulnya untuk menjadikan Madara sebagai
pemimpin pada Tobirama. Dan dengan tegas,
Tobirama tidak setuju. "Hokage!? Jangan
memutuskannya seenaknya!! Kalau kau ingin
merekomendasika n Madara sebagai pemimpin
desa, itu tak apa. Tapi sebelum mengambil
keputusan akhir, kita harus mendiskusikannya
terlebih dahulu pada orang-orang yang tinggal di
desa dan negara ini, dan berkonsultasi dengan tetua.
Ini berbeda dari saat ayah kita masih hidup."
"Tapi...""Dan lagi, Uchiha Madara tak akan pernah dipilih
sebagai ketua. Semua orang tahu kalau kaulah yang
telah membangun desa ini. Bahkan klan Uchiha
mengakuinya. Juga, kau sudah mendengar rumor
tentang Uchiha, kan? Semakin mereka dipenuhi
kebencian, mata mereka akan menjadi semakin
kuat. Kurasa itulah cara kerja sharingan. Kau tak
pernah tau apa yang akan mereka lakukan. Yang
desa butuhkan adalah..."
"Berhenti bicara seperti itu, Tobirama!" bentak
Hashirama. Dan mendadak, terdengar suatu suara
dari jendela.
Hashirama langsung membuka jendela, tapi sudah
tak ada siapa-siapa di sana. "Kurasa barusan ada
orang di sini. Tobirama, kau juga merasakannya,
kan?"
"Aku tak sedang memfokuskan chakra sekarang.
Dan, jangan mengubah topik pembicaraan kita,
kakak!"
"!!!" Hashirama kaget. Di atas genteng, terlihat daun
berlubang yang sebelumnya Madara bawa.
Tampaknya, Madara mendengar percakapan
mereka.
"Mulai dari sekarang, kita akan menggunakan sistem
demokrasi. Apa kau keberatan dengan itu, kakak?"
"Tidak, tidak apa." ucap Hashirama.
Pada akhirnya, yang menjadi hokage adalah
Hashirama, dan wajahnya telah dipahat pada bukit
batu besar yang ada di pinggir desa.
Suatu ketika pada awal-awal masa jabatannya,
Hashirama pernah diajak oleh Madara ke monumen
Uchiha, tempat yang sebenarnya hanya klan Uchiha
yang diperbolehkan untuk masuk.
"Monumen batu ini telah diwariskan dari generasi ke
generasi, dan tak pernah ditunjukkan pada klan lain.
Ini adalah monumen spesial, yang untuk
membacanya kau harus menggunakan teknik mata.
Sejauh yang bisa kubaca sekarang, monumen ini
mengatakan... Untuk mencapai kestabilan, seorang
desa dibagi menjadi Yin dan Yang. Aksi dari kedua
kekuatan yang berlawanan ini menciptakan segala
sesuatu yang ada di alam.""Logika ini berlaku pada apapun." ucap Madara lagi.
"Dengan kata lain, ini mengatakan kalau dua
kekuatan berlawanan itu menggabungkan kekuatan,
kebahagiaan yang sesungguhnya akan bisa diraih.
Akan tetapi, terdapat penafsiran lain..."
"!?"
"Hashirama, apa kau pikir aku tak tahu?"
"Serahkan Tobirama padaku!" ucap Hashirama
sebelum Madara melanjutkan perkataannya. "Aku
tak bisa melakukannya tanpamu. Sebagai tangan
kanan hokage, sebagai saudaraku, bekerja samalah
denganku. Orang-orang akan mulai mengerti
dirimu. Dan saat itu, kau akan menjadi hokage
kedua."
"Mungkin juga adikmu Tobirama yang menjadi
hokage kedua." ucap Madara. "Dan jika itu terjadi,
klan Uchiha akan dimusnahkan. Karena tahu hal itu,
aku memberitahu anggota klan Uchiha lainnya agar
mereka segera keluar dari desa. Tapi, tak
seorangpun mau mendengar kata-kataku."
"Aku tak bisa melindungi adikku, dan sekarang
mungkin aku juga tak akan bisa melindungi klanku.
Meskipun aku sudah berjanji pada adikku, anggota
klanku tak mau mempercayaiku, walau aku ingin
melindungi mereka."
"Itu tidak benar, semuanya pasti akan menyadari
kalau..."
"Mungkin saat itu, aku harus memerintahkanmu
untuk membunuh adikmu." ucap Madara. "Kau
berkata kalau aku adalah saudara. Tapi demi desa,
kau akan membunuhku atau dia?"
Hashirama terdiam.
"Aku mengerti posisimu." ucap Madara lagi. "Tapi,
aku tak bisa melakukannya lebih dari ini. Aku... aku
akan pergi meninggalkan desa. Aku telah
menemukan jalan lain. Setelah kita sama-sama
menunjukkan tekad kita, aku sadar... kerja sama
hanyalah pertarungan diam-diam."
"Itu tidak benar! Aku tak akan membiarkanmu!!"
ucap Hashirama.
"Itu tergantung bagaimana caramu melihat
kenyataan, Hashirama! Ayo kita berhenti bersikap
merendahkan diri. Setidaknya... Lebih baik bagi kita
melihat dunia ini hanya sebagai hiburan saja."
"Apa kau mendengarku, madara!?"
Madara terus berbicara, "Kau adalah satu-satunya
yang bisa bersaing denganku. Sementara aku
berjalan menuju mimpiku yang sesungguhnya...
Aku akan menikmati pertarungan denganmu."
Sejak saat itu, Madara benar-benar berubah menjadi
iblis. To be continued...!!